"Love more and more, and don't think it will ever turn less" - Kim Taeyeon

Sunday, 4 March 2012

Immortal

pada suatu malam saya mendengarkan lagu yang berjudul "In The Dark" dari Flyleaf. ketika malam mengambil alih pikiran saya, pertanyaan-pertanyaan pun muncul seperti rintik hujan. ada beberapa potongan lirik yang saya anggap menarik dari lagu "In The Dark" ini, seperti contoh: "I'm scared to death of light and silence. Jesus kill me inside this. Raise me up to live again, like You did.". saya tidak begitu yakin akan bagian "light and silence", apakah hal tersebut merupakan suatu pengibaratan, atau literally describes the afterlife. kali ini saya akan mengajak anda untuk masuk ke dalam pikiran saya dan melihat apa yang patut dipertanyakan dari sebuah kata "Immortal". untuk hal tersebut mari kita ambil pernyataan kedua terlebih dahulu, the afterlife, dan lihat apa yang saya dapat jelaskan mengenai hal tersebut.


pada hal ini, jika memang benar lirik mengacu pada kehidupan setelah kematian maka disebutkan bahwa pada mulanya mereka senang akan kematian, namun tiba-tiba mereka ingin keluar dari tempat itu. kembali menuju kehidupan. tapi apakah benar kehidupan akan membuatmu merasa lebih tenang? saya pikir tidak. orang-orang yang menyenangi immortality adalah orang-orang yang menyenangi kematian. ketika kamu tidak dapat mati, tentu kamu akan melihat begitu banyak kematian. kamu akan melihat temanmu mati. orang-orang yang kamu sayangi mati. dan kamu memilih untuk menjadi kekal abadi? kamu memilih untuk kembali kepada kehidupan? pada umur belasan seperti saya ini tentu masih banyak yang belum mengerti akan "kematian". kami bersenang-senang dan lupa akan arti kehidupan. dan saya, saya sudah pernah melihat kematian terjadi kepada orang yang saya sayangi. sahabat yang dahulu selalu menemani saya. dan hal tersebut juga tidak membuat saya menjadi seorang yang "ahli" akan kematian. tapi apa yang sadari adalah, kematian merupakan hal yang painless, namun sangat menyakitkan untuk orang yang melihatnya. apa kamu yakin kamu siap untuk melihat semua itu berulang kali? terus-terusan diulang karena kamu tidak dapat mati?


kembali lagi kepada potongan kalimat "light and silence". dari hal itu pun mereka takut untuk bergerak. masih berdiam diri pada kegelapan dan melihat cahaya untuk mengajak mereka pergi. mereka tinggal dalam kegelapan dan kesunyian. apakah yang mereka takutkan dari cahaya itu? bukankah kami dijanjikan kebahagiaan setelah itu? mengapa kembali kepada kehidupan? tahu benar saya bahwa kehidupan tidak selalu berjalan mulus, dan kamu takut akan apa yang siap menemuimu pada kehidupan setelah kematian itu. inilah yang orang bilang, "hidup segan mati tak mau". tapi ketika kamu mensyukuri setiap detik pada kehidupanmu, senantiasa kehidupanmu akan selalu bercahaya. dan jika saya harus mengibaratkan kesendirian, saya dapat mengibaratkan hal tersebut dengan "light and silence". dimana kamu dapat melihat semuanya, namun terasa hening. maka lirik tersebut dapat kita artikan seperti "aku sangat takut akan kesendirian. keluarkan aku dari tempat ini.", kurang lebih seperti itu. namun jiika memang benar adalah sebuah pengibaratan, benarkah harus diibaratkan dengan kematian?


sungguh banyak alasan mengapa Tuhan menciptakan kami dengan ciri tidak kuat akan kehidupan abadi. hal yang benar saya pikirkan. selain hal yang berhubungan dengan pengetahuan, lihatlah juga kematian itu. mengapa kehidupan adalah hal yang gila. sama gilanya dengan kematian itu sendiri.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.